Sabtu, 04 November 2017

makalah media pembelajaran tentang media video

Pembuatan Media Video
Disusun oleh :
Kelompok 4

Reni Rapita                            (14210194)
Dwi Fitri Widowati               (14210053)
Can Cahaya Wati                 (14210048)
Jecky Caniago                       (14210234)

DOSEN PENGAMPUH
Firna Wida, M. Pd. I

Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang
2016


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dunia pendidikan selalu berkembang seiring dengan berkembangnya dunia. Begitu juga dengan sarana dan prasarana pendidikan semakin memadai dan semakin lengkap. Jika dulu sekolah-sekolah menggunakan sarana yang seadanya, sekarang sudah semakin lengkap. Sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal. Demikian juga media yang dipakai dalam proses belajar mengajar semakin kompleks.
Perkembangan teknologi pada akhirnya juga merambah kepada dunia pendidikan. Banyak sekolah yang sekarang memakai teknologi ini untuk memperlancar pembelajaran di sekolah. Teknologi dalam pembelajaran bisa menjadi sarana pembelajaran, metode/media dan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Sebagai sarana teknologi merupakan alat untuk memperlancar pembelajaran. Sebagai metode/media teknologi sebagai inovator agar pembelajaran menjadi lebih menarik. Sedangkan sebagai sumber belajar tekonologi sebagai salah satu penyedia informasi bagi peserta didik.
Diantara banyaknya teknologi pembelajaran salah satunya adalah video/film. Sebagai salah satu media, video/film merupakan salah satu tekonologi pembelajaran yang memiliki kelebihan yang cukup baik untuk pelaksanaan pembelajaran.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari video ?
2.      Apa saja unsur-unsur dalam media video ?
3.      Apa saja saja jenis teknik video ?
4.      Bagaimana karakteristik media video ?
5.      Bagaimana cara membuat video untuk pembelajaran ?
6.      Apa saja kelebihan dan kekurangan media video ?



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Video Pembelajaran
Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak. Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita video dan dapat dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televise (Sungkono 2003:65). Media video pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar. Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD adalah media dengan sistem penyimpanan dan perekam video dimanasignal audio visual direkam pada diskplastic bukan pada pita magnetic (Arsyad 2004:36).
Menurut K. Prent dkk, dalam Kamus Latin-Indonesia (1969: 926)video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat; Saya lihat. Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam video serta pemutar video.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:1119) mengartikan video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Dalam kamus bahasa indonesia video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.
Menurut Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan “the storage of visuals and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya pada layar televisi).
Video merupakan sarana yang paling tepat dan sangat akurat dalam menyampaikan pesan dalam bentuk audio-visual (Canning-Wilson, 1998). video akan sangat membantu pemahaman peserta didik.  Peserta didik lebih suka menggunakan video untuk mempelajari bahasa melalui penayangan film atau hiburan di dalam kelas  (Canning-Wilson, 2000).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.
B.       Karakteristik Media Video Pembelajaran
Menurut Cheppy Riyana (2007:8-11) untuk menghasilkan video pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan kriterianya. Karakteristik video pembelajaran yaitu:
1.      Televisi/video mampu memperbesar objek yang kecil, terlalu kecil bahkan tidak dapat dilihat secara kasat mata/mata telanjang. Misalnya, mikro organisme dalam tubuh dapat dengan jelas terambil oleh kamera dan dapat dilihat ditelevisi atau video.
2.      Dengan teknik editing objek yang dihasilkan dengan pengambilan gambar oleh kamera dapat diperbanyak (cloning).
3.      Televisi/video juga mampu memanipulasi tampilan gambar, sesekali objek perlu diberikan manipulasi tertentu sesuai dengan tuntutan pesan yang ingin disampaikan sebagai contoh objek-objek yang terjadi pada masa lampau dapat dimanipulasi digabungkan dengan masa sekarang.
4.      Televisi/video mampu membuat objek menjadi still picture artinya gambar atau objek yang ditampilkan dapat disimpan dalam durasi tertentu dalam keadaan diam
5.      Daya tariknya yang luar biasa televisi atau video mampu mempertahankan perhatian siswa atau audien yang melihat televisi atau video tersebut. Hasil penelitian menunjukkan siswa bisa bertahan lebih lama hingga 1 sampai 2 jam untuk menyimak televisi atau video dengan baik dibandingkan dengan mendengarkan saja yang hanya mampu bertahan dalam waktu 25 sampai 30 menit saja.
6.      Televise/video mampu menampilkan objek gambar dan informasi yang paling baru, hangat dan actual (immediacy) atau terkini.
Karakteristik media video sebagai fungsi:
1.      Clarity of Massage (kejalasan pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.
2.      Stand Alone (berdiri sendiri).
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3.      User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya).
Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil. bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
4.      Representasi Isi
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media video.
5.      Visualisasi dengan media
Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinggi.
6.      Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiapspech system komputer.
7.      Dapat digunakan secara klasikal atau individual
Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalamsetting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program.
C.  Mekanisme Produksi Video Pembelajaran
Video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi. Karenanya, banyak orang yang memahami video dalam dua pengertian:
1.    sebagai rekaman gambar hidup yang ditayangkan. Aplikasi umum dari video adalah televisi atau media proyektor lainnya;
2.    Sebagai teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal elektronik mewakilkan gambar bergerak. Di sini  istilah video juga digunakan sebagai singkatan darivideotape, dan juga perekam video dan pemutar video (http://id.wikipedia.org/wiki/Video, diakses 03 oktober 2016).
Video pembelajaran adalah media untuk mentransfer pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bagian dari proses belajar. Lebih interaktif dan lebih spesifik dari sebuah buku atau kuliah, tutorial berusaha untuk mengajar dengan contoh dan memberikan informasi untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Seperti halnya dalam pembuatan proyek video klip, film, iklan layanan masyarakat, website dan lain-lainnya, pembuatan video pembelajaran pun membutuhkan tahapan dalam pembuatannya. Adapun  tahapannya terbagi dalam 3 kategori besar yaitu: Pra Produksi, Proses Produksi dan Pasca Produksi.
a.       Pra produksi (sebelum pembuatan)
Dalam pra produksi ini  seorang pembuat video pembelajaran harus memahami dan mengerti apa yang akan dilakukan sebelum pembuatan/produksi, karena untuk menghindari kesalahan atau kerugian baik materi maupun financial yang dibutuhkan, serta untuk mempersiapkan kebutuhan yang digunakan dalam proses produksi. Pra Produksi ini terbagi dalam tahapan sebagai berikut :
1.    Telaah kurikulum
Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui media video tutorial. Sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Peranan Guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan akan sesuai dengan kompetensi dan jenjang pendidik.
2.    Pemilihan materi/informasi yang akan disajikan
Seorang pembuat video pembelajaran harus tahu dan mengerti materi yang akan disajikan. Sehingga ketika ada pertanyaan terhadap materi maka harus bisa mempertanggungjawabkannya. Dan harus memberikan batasan terhadap materi/informasi yang akan disajikan. Materi/Informasi dapat bersumber dari Buku, Internet, Majalah , Koran maupun media lainnya dengan mencantumkan sumbernya dalam halaman atau slide khusus sumber materi sebagai ke-valid-tan  dari materi yang disampaikan.
3.    Menganalisa target / sasaran dari Video tutorial yang dibuat
Video pembelajaran yang dibuat nantinya akan ditampilkan / dipresentasikan kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, seorang pembuat video pembelajaran harus mengetahui sasaran atau targetnya, apakah untuk siswa smp, sma ataukah untuk anak-anak bahkan untuk orang tua sekalipun. Sehingga materi/informasi dapat disampaikan dengan baik dan benar. Jadi sasaran kami untuk video pembelajaran ini adalah siswa/ siswi SMP, SMA, dan Mahasiswa.
4.    Menganalisa dan mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
Dalam proses produksi pasti membutuhkan alat-alat dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan. Seorang pembuat video pembelajaran harus mengerti perlengkapan yang digunakan dalam proses pembuatannya, antara lain computer/laptop, kamera digital, kertas, pensil/pulpen, papan tulis, spidol, penghapus, dan aplikasi Adobe Premiere Pro.
5.    Mencari dan mengumpulkan Referensi terkait.
Sebelum memulai pembuatan, sebaiknya mencari sebanyak-banyaknya referensi baik dari materi maupun contoh interaktif. Dengan adanya referensi ini seorang pembuat Video pembelajaran dapat mengolah kreatifitasnya dengan memperhatikan dan melihat referensi yang didapat. Referensi dapat dicari di Internet, Majalah, koran, televisi dan sebagainya. Jadi, referensi yang kami gunakan dalam pembuatan video pembelajaran ini berupa materi Logika Matematika dan contoh video tutorial.
6.    Membuat Jadwal/Schedule Produksi.
Hal yang penting adalah ketepatan waktu dalam proses produksi, karena berkaitan denganclient/audience. Jadwal sangat menentukan apakah proses produksi molor atau tidak. Jika tidak memiliki jadwal produksi maka dapat dipastikan proses produksi akan berjalan secara amburadul atau acak-acakan, yang menyebabkan konsistensi dari pembuat video pembelajaran menjadi tidak ada atau hilang.
b.      Proses produksi
Dalam proses produksi ini, pembuatan video pembelajaran dilakukan secara urut karena dalam prosesnya telah dibantu dengan adanya konsep serta jadwal yang telah tertata sebelumnya yaitu pada pra produksi.
c.       Pasca Produksi
Tahapan terakhir dalam pembuatan video pembelajaran adalah pasca produksi, yaitu tahapan dimana video pembelajaran  siap untuk dipublikasikan. Tahapan ini meliputi, publikasi video dalam bentuk file.
Cara Membuat Video untuk pembelajaran
Untuk membuat video dalam rangka pembelajaran, tentunya berbeda dalam pembuatan video untuk keperluan pribadi. M Fausiyah (2008) menjelaskan cara pembuaan video untuk pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.         Menetapkan adegan atau tema yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
2.         Mengembangkan tema tersebut dan berusaha untuk membagi-bagi kejadian atau moment menjadi serangkaian bidikan atau serangkaian kejadian yang berurutan. Usahakan natural , agar siswa dapat mengikuti atau merasakan kejadian tersebut.
3.         Kita harus membidik urutan kejadian tersebut dengan berbagai jenis atau ukuran bidikan
4.         Bila akan mengubah atau memotong dua bidikan yang berurutan, hendaknya memberi sisipan bidikan dengan ukuran bidikan yang berbeda mencolok juga dari dua sudut bidik yang berbeda pula
5.         Selain itu, perlu mengantisipasi adegan yang selanjutnya diharapkan siswa. Agar alunan yang wajar dari rangkaian bidikan kita bisa terangkai
6.         Membantu terciptanya alunan tadi. Sudut bidik yang berlawanan arah menciptakan kesinambungan bidikan yang sangat berharga. Demikian pula bidikan-bidikan berdasarkan arah pandangan
7.         Membidik satu objek dengan durasi yang panjang sangat tidak disarankan. Menunjukkan hal-hal yang penting saja agar menarik. Untuk menggabungkannya, manfaatkan fasilitas fade in/out yang terdapat pada hampir semua perangkat handycam.
8.         Untuk memberikankesan yang meyakinkan bidikan-bidikan tersebut perlu dipertahankan paling tidak selama tiga detik supaya siswa dapt menangkap atau menghayati suatu adegan .
D.  Jenis-jenis teknik video:
1.    Pemahaman Mendengar (cloze/listening comphrehension)
Pada jenis ini terdapat berbagai aktivitas yang dijalankan. Para pelajar bisa diberi beberapa skrip narator cerita di dalam video dengan beberapa perkataan yang ditiadakakan. Tugas pelajar ialah mengisi tempat-tempat yang kosong dengan teliti. Sebagai alternatif, peserta didik boleh diminta untuk menjawab soal-soal pemahaman berdasarkan video yang dipertontonkan.
2.    Tayangan Senyap (Silent Viewing)
Audio ditutup dan guru meminta siswa hanya menonton visual yang terdapat pada skrin TV. Siswa dibiarkan menerka apa yang dikatakan pada video yang mereka tonton. Mungkin mereka akan mengalami kesulitan dalam memahami perkataan yang ada dalam video tapi setidaknya mereka mampu memberitahu kata-kata kunci dan frasa.
3.    Tayangan Bersilang (Jigsaw Viewing)
Setiap siswa secara berpasangan duduk saling membelakangi antara satu sama lain. Salah satu dari merreka menghadap monitor TV sebaliknya pasangannya menghadap ke arah sebaliknya. Anak yang tidak melihat video ditanya oleh anak yang melihat video.
Misalnya, siapakah orang yang memakai baju warna hijau? Dimanakah video itu berlaku? Dan sebagainya. Siswa yang menghadap video perlu memberikan opsi jawaban, dan siswa yang bisa menjawab dengan benar dianggap menang.
4.    Tayangan Bersinar dengan Komentar (Jigsaw Viewing With Commentary)
Setiap siswa duduk secara berpasangan dengan belakang membelakangi satu sama lain. Guru memberitahu bahwa siswa yang tidak mengadap skrin TV, harus menjawab soal-soal berdasarkan sekuen video selepas aktivitas itu selesai dan pemenangnya adalah pasangan yang berupaya menjawab yang paling tepat.
Kemudian guru menayangkan video dengan menutup audionya, siswa yang menghadap skrin memberi komentar secara langsung tentang apa yang ditayangkan dalam video. Dan pasangannya harus memberi soal-soal untuk mendapatkan maklumat yang lebih banyak.
5.    Pencarian Harta Karun Video (Video Treasure Hunt)
Warna pada skrin dikurangi supaya menjadi gelap dan tak ada apapun dapat dilihat. Sehingga hanya ada perkataan, komentar dan kesan-kesan bunyi yang bisa didengar, siswa diharapkan dapat menerangkan tentang aksi, watak, emosi, obyek dan sebagainya yang mereka rasa ada ditayangan.
6.    Ramalan (Prediction)
Ramalan bisa meliputi semua apa yang akan berlaku sebelumnya dan apa yang kan dikatakan seterusnya. Kedua aktivitas ramalan ini mengharuskan siswa meramal sekuen video yang dihentikan secara tiba-tiba untuk menimbulkan respon lisan atau tulisan terkait dengan apa yang akan terjadi seterusnya. Kemudian untuk mengetahui hasil respun dan pembicaraan-pembicaraan selanjutnya. Siswa akan dipertontonkan jalan cerita sebenarnya dari video.
7.    Ramalan Sebelum (Reverse Prediction)
Aktivitas ini sangat sesuai untuk siswa yang baik penguasaan bahasanya. Dalam aktivs ini, siswa ditunjukkan bagian akhir dari cerita yang ditayangkan video yang pendek. Siswa diminta memberi penjelasan secara lsan dan tertulis bagaimana awal cerita dari akhir video yang ditayangkan. Kemudia siswa mempersembahkan cerita versi mereka. Persembahan bisa dijalankan secara keseluruhan video itu dari awal hingga akhir.
8.    Urutan (Sequencing)
Siswa-siswa diberikan skrip video bertulis yang telah dicampuradukkan. Tugas mereka adalah menyusun skrip itu menjadi benar. Kegiatan ini paling cocok untuk video yang sekuennya menerangkan tentang proses-proses dan melibatkan seorang narator. Cara yang lain yaitu guru menyunting video itu dan mencampuradukkan peristiwa-peristiwa dalam video itu. Kemudian siswa-siswa mendiskusikan tentang bagaimanakah sebenarnya urutan video yang bagus .

E.  Manfaat Menggunakan Video Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal sangatlah perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat penggunaan media video pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Sangat membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran yang mayoritas praktek.
2.      Memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat.
3.      Dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri.
4.      Peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya.
5.      Peserta didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi.
6.      Daya nalar Peserta didik lebih terfokus dan lebih kompeten.
7.      Peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan  latihan-latihan
8.      Hal-hal yang bersifat abstrak dapat dikonkreatkan.
F.   Kelebihan dan Kekurangan Video Pembelajaran
Kelebihan Media Video Pembelajaran
1.      Mengatasi jarak dan waktu
2.      Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat
3.      Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain.
4.      Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan
5.      Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
6.      Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa
7.      Mengembangkan imajinasi
8.      Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang
lebih realistic
9.      Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan
realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas
10.  Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas
peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.
Kelemahan Media Video Pembelajaran
1.      Sebagaimana media audio-visual yang lain, video terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut
2.      Pemenfaatan media ini juga terkesan memakan biaya yang tidak murah
3.      Penayangannya juga terkait peralatan lainnya seperti video player, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan lain-lain.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Media video merupakan media pembelajaran yang paling tepat dan akurat dalam menyampaikan pesan dan akan sangat membantu pemahaman peserta didik. Dengan adanya media video, siswa akan lebih paham dengan materi yang disampaikan pendidik melalui tayangan sebuah film yang diputarkan.
Unsur-unsur yang terdapat dalam media video seperti suara, teks, animasi, dan grafik. Dengan adanya media video siswa mampu mencapai kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik dan meningkatkan kemampuan interpersonal.
      Jenis-jenis teknik video antara lain:
1.      Pemahaman Mendengar (cloze/listening comphrehension)
2.      Tayangan Senyap (Silent Viewing)
3.      Tayangan Bersilang (Jigsaw Viewing)
4.      Tayangan Bersinar dengan Komentar (Jigsaw Viewing With Commentary)
5.      Pencarian Harta Karun Video (Video Treasure Hunt)
6.      Ramalan (Prediction)
7.      Ramalan Sebelum (Reverse Prediction)
8.      Urutan (Sequencing)



DAFTAR PUSTAKA

Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta:P3AI UPI.
Annonymous.2014.Video (online)
Diakses Pada 03 oktober 2016
Annonymous.2012.penerapan video sebagai media pembelajaran (online)
Diakses Pada 03 oktober 2016
Joko Purwanto.2011.penggunaan medio sebagai media pembelajaran (online)

            Diakses pada 03 oktober 2016