Pembuatan
Media Video
Disusun oleh :
Kelompok 4
Reni Rapita (14210194)
Dwi Fitri Widowati (14210053)
Can Cahaya Wati (14210048)
Jecky Caniago (14210234)
DOSEN PENGAMPUH
Firna Wida, M. Pd. I
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan selalu berkembang
seiring dengan berkembangnya dunia. Begitu juga dengan sarana dan prasarana
pendidikan semakin memadai dan semakin lengkap. Jika dulu sekolah-sekolah menggunakan
sarana yang seadanya, sekarang sudah semakin lengkap. Sehingga pembelajaran
dapat terlaksana dengan maksimal. Demikian juga media yang dipakai dalam proses
belajar mengajar semakin kompleks.
Perkembangan teknologi pada akhirnya
juga merambah kepada dunia pendidikan. Banyak sekolah yang sekarang memakai
teknologi ini untuk memperlancar pembelajaran di sekolah. Teknologi dalam
pembelajaran bisa menjadi sarana pembelajaran, metode/media dan sebagai sumber
belajar bagi peserta didik. Sebagai sarana teknologi merupakan alat untuk
memperlancar pembelajaran. Sebagai metode/media teknologi sebagai inovator agar
pembelajaran menjadi lebih menarik. Sedangkan sebagai sumber belajar tekonologi
sebagai salah satu penyedia informasi bagi peserta didik.
Diantara banyaknya teknologi
pembelajaran salah satunya adalah video/film. Sebagai salah satu media,
video/film merupakan salah satu tekonologi pembelajaran yang memiliki kelebihan
yang cukup baik untuk pelaksanaan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari video ?
2. Apa saja unsur-unsur dalam media video ?
3. Apa saja saja jenis teknik video ?
4. Bagaimana karakteristik media video
?
5. Bagaimana cara membuat video untuk
pembelajaran ?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan
media video ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Video Pembelajaran
Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran
adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan
pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video
merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena
unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.
Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita video dan dapat
dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televise (Sungkono
2003:65). Media video pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis media audio
visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar. Biasanya media
ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD adalah media dengan
sistem penyimpanan dan perekam video dimanasignal audio visual direkam pada
diskplastic bukan pada pita magnetic (Arsyad 2004:36).
Menurut K.
Prent dkk, dalam Kamus Latin-Indonesia (1969: 926)video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya
penglihatan); dapat melihat; Saya lihat. Istilah video juga digunakan sebagai
singkatan dari videotape, dan juga perekam video serta pemutar video.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1995:1119) mengartikan video dengan: 1) bagian yang
memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk
ditayangkan pada pesawat televisi. Dalam
kamus bahasa indonesia video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari
suatu gambar bergerak.
Menurut Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan “the
storage of visuals and their display on television-type screen”
(penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya pada layar televisi).
Video merupakan sarana yang paling tepat dan sangat akurat
dalam menyampaikan pesan dalam bentuk audio-visual (Canning-Wilson, 1998).
video akan sangat membantu pemahaman peserta didik. Peserta didik lebih
suka menggunakan video untuk mempelajari bahasa melalui penayangan film atau
hiburan di dalam kelas (Canning-Wilson, 2000).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup
(bergerak; motion), proses
perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.
B. Karakteristik Media Video
Pembelajaran
Menurut Cheppy Riyana (2007:8-11) untuk menghasilkan video
pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka
pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan
kriterianya. Karakteristik video pembelajaran yaitu:
1.
Televisi/video
mampu memperbesar objek yang kecil, terlalu kecil bahkan tidak dapat dilihat
secara kasat mata/mata telanjang. Misalnya, mikro organisme dalam tubuh dapat
dengan jelas terambil oleh kamera dan dapat dilihat ditelevisi atau video.
2.
Dengan
teknik editing objek yang dihasilkan dengan pengambilan gambar oleh kamera
dapat diperbanyak (cloning).
3. Televisi/video
juga mampu memanipulasi tampilan gambar, sesekali objek perlu diberikan
manipulasi tertentu sesuai dengan tuntutan pesan yang ingin disampaikan sebagai
contoh objek-objek yang terjadi pada masa lampau dapat dimanipulasi digabungkan
dengan masa sekarang.
4. Televisi/video mampu membuat objek
menjadi still picture artinya gambar atau objek yang ditampilkan dapat disimpan
dalam durasi tertentu dalam keadaan diam
5. Daya tariknya yang luar biasa
televisi atau video mampu mempertahankan perhatian siswa atau audien yang
melihat televisi atau video tersebut. Hasil penelitian menunjukkan siswa bisa
bertahan lebih lama hingga 1 sampai 2 jam untuk menyimak televisi atau video
dengan baik dibandingkan dengan mendengarkan saja yang hanya mampu bertahan
dalam waktu 25 sampai 30 menit saja.
6. Televise/video mampu menampilkan
objek gambar dan informasi yang paling baru, hangat dan actual (immediacy) atau
terkini.
Karakteristik
media video sebagai fungsi:
1. Clarity of Massage (kejalasan pesan)
Dengan
media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan
informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan
tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.
2. Stand Alone (berdiri sendiri).
Video
yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya).
Media
video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan menggunakan
bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil. bersifat membantu dan
bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan.
4. Representasi Isi
Materi
harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi.
Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi
media video.
5. Visualisasi dengan media
Materi
dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video
sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif,
berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki
tingkat keakurasian tinggi.
6. Menggunakan kualitas resolusi yang
tinggi
Tampilan
berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan
resolusi tinggi tetapi support untuk setiapspech system komputer.
7. Dapat digunakan secara klasikal atau
individual
Video
pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya
dalamsetting sekolah,
tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa
maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian
narasi dari narator yang telah tersedia dalam program.
C. Mekanisme Produksi Video
Pembelajaran
Video itu berkenaan dengan apa yang
dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya,
dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi. Karenanya, banyak orang yang memahami
video dalam dua pengertian:
1.
sebagai
rekaman gambar hidup yang ditayangkan. Aplikasi umum dari video adalah televisi atau media proyektor lainnya;
2.
Sebagai
teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal elektronik mewakilkan gambar bergerak. Di sini
istilah video juga digunakan sebagai singkatan darivideotape, dan juga perekam video dan pemutar video (http://id.wikipedia.org/wiki/Video, diakses 03 oktober 2016).
Video pembelajaran adalah media untuk mentransfer pengetahuan dan dapat
digunakan sebagai bagian
dari proses belajar. Lebih
interaktif dan lebih spesifik dari sebuah buku atau kuliah, tutorial berusaha untuk
mengajar dengan contoh dan memberikan
informasi untuk menyelesaikan
tugas tertentu.
Seperti halnya dalam pembuatan proyek video klip,
film, iklan layanan masyarakat, website dan lain-lainnya, pembuatan video
pembelajaran pun membutuhkan tahapan dalam pembuatannya. Adapun
tahapannya terbagi dalam 3 kategori besar yaitu: Pra Produksi, Proses Produksi
dan Pasca Produksi.
a.
Pra
produksi (sebelum pembuatan)
Dalam pra produksi ini seorang pembuat video
pembelajaran harus memahami dan mengerti apa yang akan dilakukan sebelum
pembuatan/produksi, karena untuk menghindari kesalahan atau kerugian baik
materi maupun financial yang dibutuhkan, serta untuk mempersiapkan kebutuhan
yang digunakan dalam proses produksi. Pra Produksi ini terbagi dalam
tahapan sebagai berikut :
1.
Telaah
kurikulum
Dalam mengembangkan media untuk
menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan
sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk
diajarkan kepada siswa melalui media video tutorial. Sehingga media
pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan
oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Peranan Guru adalah
menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan
akan sesuai dengan kompetensi dan jenjang pendidik.
2.
Pemilihan
materi/informasi yang akan disajikan
Seorang pembuat video pembelajaran harus tahu dan
mengerti materi yang akan disajikan. Sehingga ketika ada pertanyaan terhadap
materi maka harus bisa mempertanggungjawabkannya. Dan harus memberikan batasan
terhadap materi/informasi yang akan disajikan. Materi/Informasi dapat bersumber
dari Buku, Internet, Majalah , Koran maupun media lainnya dengan mencantumkan
sumbernya dalam halaman atau slide khusus sumber materi sebagai
ke-valid-tan dari materi yang disampaikan.
3.
Menganalisa
target / sasaran dari Video tutorial yang dibuat
Video pembelajaran yang dibuat
nantinya akan ditampilkan / dipresentasikan kepada khalayak ramai. Oleh karena
itu, seorang pembuat video pembelajaran harus mengetahui sasaran atau
targetnya, apakah untuk siswa smp, sma ataukah untuk anak-anak bahkan untuk orang
tua sekalipun. Sehingga materi/informasi dapat disampaikan dengan baik dan
benar. Jadi sasaran kami untuk video pembelajaran ini adalah siswa/ siswi SMP,
SMA, dan Mahasiswa.
4.
Menganalisa
dan mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
Dalam proses produksi pasti
membutuhkan alat-alat dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan. Seorang pembuat
video pembelajaran harus mengerti perlengkapan yang digunakan dalam proses
pembuatannya, antara lain computer/laptop, kamera digital, kertas,
pensil/pulpen, papan tulis, spidol, penghapus, dan aplikasi Adobe Premiere Pro.
5.
Mencari
dan mengumpulkan Referensi terkait.
Sebelum memulai pembuatan, sebaiknya
mencari sebanyak-banyaknya referensi baik dari materi maupun contoh interaktif.
Dengan adanya referensi ini seorang pembuat Video pembelajaran dapat mengolah
kreatifitasnya dengan memperhatikan dan melihat referensi yang didapat.
Referensi dapat dicari di Internet, Majalah, koran, televisi dan sebagainya.
Jadi, referensi yang kami gunakan dalam pembuatan video pembelajaran ini berupa
materi Logika Matematika dan contoh video tutorial.
6.
Membuat
Jadwal/Schedule Produksi.
Hal yang penting adalah ketepatan
waktu dalam proses produksi, karena berkaitan denganclient/audience.
Jadwal sangat menentukan apakah proses produksi molor atau tidak. Jika tidak
memiliki jadwal produksi maka dapat dipastikan proses produksi akan berjalan
secara amburadul atau acak-acakan, yang menyebabkan konsistensi dari pembuat
video pembelajaran menjadi tidak ada atau hilang.
b.
Proses
produksi
Dalam proses produksi ini, pembuatan video pembelajaran
dilakukan secara urut karena dalam prosesnya telah dibantu dengan adanya konsep
serta jadwal yang telah tertata sebelumnya yaitu pada pra produksi.
c.
Pasca
Produksi
Tahapan
terakhir dalam pembuatan video pembelajaran adalah pasca produksi, yaitu
tahapan dimana video pembelajaran siap untuk dipublikasikan. Tahapan ini
meliputi, publikasi video dalam bentuk file.
Cara
Membuat Video untuk pembelajaran
Untuk membuat video dalam rangka pembelajaran, tentunya berbeda
dalam pembuatan video untuk keperluan pribadi. M Fausiyah (2008) menjelaskan
cara pembuaan video untuk pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.
Menetapkan
adegan atau tema yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
2.
Mengembangkan
tema tersebut dan berusaha untuk membagi-bagi kejadian atau moment menjadi
serangkaian bidikan atau serangkaian kejadian yang berurutan. Usahakan natural
, agar siswa dapat mengikuti atau merasakan kejadian tersebut.
3.
Kita
harus membidik urutan kejadian tersebut dengan berbagai jenis atau ukuran
bidikan
4.
Bila
akan mengubah atau memotong dua bidikan yang berurutan, hendaknya memberi
sisipan bidikan dengan ukuran bidikan yang berbeda mencolok juga dari dua sudut
bidik yang berbeda pula
5.
Selain
itu, perlu mengantisipasi adegan yang selanjutnya diharapkan siswa. Agar alunan
yang wajar dari rangkaian bidikan kita bisa terangkai
6.
Membantu
terciptanya alunan tadi. Sudut bidik yang berlawanan arah menciptakan
kesinambungan bidikan yang sangat berharga. Demikian pula bidikan-bidikan berdasarkan
arah pandangan
7.
Membidik
satu objek dengan durasi yang panjang sangat tidak disarankan. Menunjukkan
hal-hal yang penting saja agar menarik. Untuk menggabungkannya, manfaatkan
fasilitas fade in/out yang terdapat pada hampir semua perangkat handycam.
8.
Untuk
memberikankesan yang meyakinkan bidikan-bidikan tersebut perlu dipertahankan
paling tidak selama tiga detik supaya siswa dapt menangkap atau menghayati
suatu adegan .
D. Jenis-jenis teknik
video:
1. Pemahaman Mendengar (cloze/listening
comphrehension)
Pada jenis ini terdapat berbagai
aktivitas yang dijalankan. Para pelajar bisa diberi beberapa skrip narator
cerita di dalam video dengan beberapa perkataan yang ditiadakakan. Tugas
pelajar ialah mengisi tempat-tempat yang kosong dengan teliti. Sebagai alternatif,
peserta didik boleh diminta untuk menjawab soal-soal pemahaman berdasarkan
video yang dipertontonkan.
2. Tayangan Senyap (Silent Viewing)
Audio ditutup dan guru meminta siswa
hanya menonton visual yang terdapat pada skrin TV. Siswa dibiarkan menerka apa
yang dikatakan pada video yang mereka tonton. Mungkin mereka akan mengalami
kesulitan dalam memahami perkataan yang ada dalam video tapi setidaknya mereka
mampu memberitahu kata-kata kunci dan frasa.
3. Tayangan Bersilang (Jigsaw Viewing)
Setiap siswa secara berpasangan
duduk saling membelakangi antara satu sama lain. Salah satu dari merreka
menghadap monitor TV sebaliknya pasangannya menghadap ke arah sebaliknya. Anak
yang tidak melihat video ditanya oleh anak yang melihat video.
Misalnya, siapakah orang yang memakai
baju warna hijau? Dimanakah
video itu berlaku? Dan
sebagainya. Siswa yang menghadap video perlu
memberikan opsi jawaban, dan siswa yang bisa menjawab dengan benar dianggap
menang.
4. Tayangan Bersinar dengan Komentar
(Jigsaw Viewing With Commentary)
Setiap siswa duduk secara
berpasangan dengan belakang membelakangi satu sama lain. Guru memberitahu bahwa
siswa yang tidak mengadap skrin TV, harus menjawab soal-soal berdasarkan sekuen
video selepas aktivitas itu selesai dan pemenangnya adalah pasangan yang
berupaya menjawab yang paling tepat.
Kemudian guru menayangkan video
dengan menutup audionya, siswa yang menghadap skrin memberi komentar secara
langsung tentang apa yang ditayangkan dalam video. Dan pasangannya harus
memberi soal-soal untuk mendapatkan maklumat yang lebih banyak.
5. Pencarian Harta Karun Video (Video
Treasure Hunt)
Warna pada skrin dikurangi supaya
menjadi gelap dan tak ada apapun dapat dilihat. Sehingga hanya ada perkataan,
komentar dan kesan-kesan bunyi yang bisa didengar, siswa diharapkan dapat
menerangkan tentang aksi, watak, emosi, obyek dan sebagainya yang mereka rasa
ada ditayangan.
6. Ramalan (Prediction)
Ramalan bisa meliputi semua apa yang
akan berlaku sebelumnya dan apa yang kan dikatakan seterusnya. Kedua aktivitas
ramalan ini mengharuskan siswa meramal sekuen video yang dihentikan secara
tiba-tiba untuk menimbulkan respon lisan atau tulisan terkait dengan apa yang
akan terjadi seterusnya. Kemudian
untuk mengetahui hasil respun dan pembicaraan-pembicaraan selanjutnya. Siswa
akan dipertontonkan jalan cerita sebenarnya dari video.
7. Ramalan Sebelum (Reverse Prediction)
Aktivitas ini sangat sesuai untuk
siswa yang baik penguasaan bahasanya. Dalam aktivs ini, siswa ditunjukkan
bagian akhir dari cerita yang ditayangkan video yang pendek. Siswa diminta
memberi penjelasan secara lsan dan tertulis bagaimana awal cerita dari akhir
video yang ditayangkan. Kemudia
siswa mempersembahkan cerita versi mereka. Persembahan bisa dijalankan secara
keseluruhan video itu dari awal hingga akhir.
8. Urutan (Sequencing)
Siswa-siswa diberikan skrip video
bertulis yang telah dicampuradukkan. Tugas mereka adalah menyusun skrip itu
menjadi benar. Kegiatan ini paling cocok untuk video yang sekuennya menerangkan
tentang proses-proses dan melibatkan seorang narator. Cara yang lain yaitu guru
menyunting video itu dan mencampuradukkan peristiwa-peristiwa dalam video itu.
Kemudian siswa-siswa mendiskusikan tentang bagaimanakah sebenarnya urutan video
yang bagus .
E. Manfaat Menggunakan Video
Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang optimal sangatlah perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran. Adapun manfaat penggunaan media video pada proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1.
Sangat
membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran khususnya pada
mata pelajaran yang mayoritas praktek.
2.
Memaksimalkan
pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat.
3.
Dapat
merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri.
4.
Peserta
didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya.
5.
Peserta
didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi.
6.
Daya
nalar Peserta didik lebih terfokus dan lebih kompeten.
7.
Peserta
didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan latihan-latihan
8. Hal-hal yang bersifat abstrak dapat
dikonkreatkan.
F.
Kelebihan
dan Kekurangan Video Pembelajaran
Kelebihan Media Video Pembelajaran
1.
Mengatasi
jarak dan waktu
2.
Mampu
menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang
singkat
3.
Dapat
membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa
yang satu ke masa yang lain.
4.
Dapat
diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan
5.
Pesan
yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
6.
Mengembangkan
pikiran dan pendapat para siswa
7.
Mengembangkan
imajinasi
8.
Memperjelas
hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang
lebih realistic
lebih realistic
9.
Mampu
berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan
realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas
realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas
10.
Mampu
berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas
peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.
peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.
Kelemahan Media Video Pembelajaran
1.
Sebagaimana media
audio-visual yang lain, video terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang
proses pengembangan materi tersebut
2.
Pemenfaatan
media ini juga terkesan memakan biaya yang tidak murah
3.
Penayangannya
juga terkait peralatan lainnya seperti video player, layar bagi kelas besar
beserta LCDnya, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Media
video merupakan media pembelajaran yang paling tepat dan akurat dalam
menyampaikan pesan dan akan sangat membantu pemahaman peserta didik. Dengan
adanya media video, siswa akan lebih paham dengan materi yang disampaikan
pendidik melalui tayangan sebuah film yang diputarkan.
Unsur-unsur
yang terdapat dalam media video seperti suara, teks, animasi, dan grafik.
Dengan adanya media video siswa mampu mencapai kemampuan dalam ranah kognitif,
afektif, psikomotorik dan meningkatkan kemampuan interpersonal.
Jenis-jenis teknik video antara lain:
1.
Pemahaman
Mendengar (cloze/listening comphrehension)
2.
Tayangan
Senyap (Silent Viewing)
3.
Tayangan
Bersilang (Jigsaw Viewing)
4.
Tayangan
Bersinar dengan Komentar (Jigsaw Viewing With Commentary)
5.
Pencarian
Harta Karun Video (Video Treasure Hunt)
6.
Ramalan
(Prediction)
7.
Ramalan
Sebelum (Reverse Prediction)
8.
Urutan
(Sequencing)
DAFTAR PUSTAKA
Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video.
Jakarta:P3AI UPI.
Annonymous.2014.Video (online)
Diakses Pada 03
oktober 2016
Annonymous.2012.penerapan video sebagai media
pembelajaran (online)
Diakses Pada 03
oktober 2016
Joko Purwanto.2011.penggunaan medio sebagai
media pembelajaran (online)
Diakses pada 03 oktober 2016